Dalam upaya meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat melalui penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG), Politeknik Negeri Bengkalis berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Bengkalis melalui program Matching Fund 2024. Program ini bertujuan untuk membina Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) di beberapa kecamatan di Kabupaten Bengkalis agar mampu menciptakan dan mengimplementasikan TTG yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal.
Kegiatan ini didanai oleh dua sumber pendanaan utama, yakni Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Dinas PMD Kabupaten Bengkalis. Ketua Program Matching Fund 2024 menyebutkan Program ini melibatkan pengembangan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Posyantek kecamatan dalam memenuhi teknologi untuk produktivitas sektor-sektor utama di wilayah kecamatan dan pedesaan, termasuk pertanian, perkebunan, dan pengolahan hasil pertanian, serta untuk memperkuat kapasitas lokal dalam pemanfaatan TTG.
Program Matching Fund 2024 ini dirancang dalam beberapa tahap, dimulai dengan identifikasi kebutuhan di tingkat lokal dan dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan TTG di empat lokasi Posyantek yang mewakili beberapa kecamatan di Kabupaten Bengkalis. Pelatihan dilakukan oleh tim dosen, instruktur, dan mahasiswa dari Polbeng, dengan fokus pada pengembangan alat-alat TTG yang relevan dengan potensi masing-masing wilayah.
Lokasi pertama yang dituju adalah Posyantek di Kecamatan Bukit Batu, yang menjadi lokasi pelatihan pembuatan mesin perontok padi. Pelatihan ini berlangsung dari tanggal 5 sampai 9 September 2024 dan dihadiri oleh perwakilan, dari Posyantek Kecamatan Bandar Laksamana dan Kecamatan Siak Kecil. Mesin perontok padi yang dirancang dalam pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses pasca-panen, yang selama ini masih mengandalkan metode manual.
Kemudian pada tanggal 11 sampai 18 September, 2024 tim menuju ke Lokasi selanjutnya, yakni Posyantek Kecamatan Rupat, di Desa Teluk Lecah. Fokus pelatihan di lokasi ini adalah pembuatan mesin pencacah pelepah sawit, yang didesain untuk mengelola limbah perkebunan sawit menjadi bahan yang lebih berguna, seperti pakan ternak atau kompos. Dua Posyantek kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Mandau dan Talang Mandau, turut berpartisipasi dalam pelatihan ini.
Lokasi pelatihan ketiga, yang diadakan mulai tangga 20 sampai 27 September 2024 adalah Desa Harapan, Kecamatan Bathin Solapan, yang dihadiri oleh perwakilan dari Posyantek Kecamatan Mandau, Bathin Solapan, Talang Mandau, dan Pinggir. Pelatihan di sini juga difokuskan pada pembuatan mesin pencacah pelepah sawit, mengingat besarnya potensi perkebunan sawit di wilayah ini.
Pelatihan terakhir dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 5 Oktober 2024 di Kecamatan Bengkalis, di mana dengan mengadakan pelatihan pembuatan mesin perajang ubi. Posyantek Kecamatan Bantan turut menghadiri pelatihan ini. Alat perajang ubi yang dikembangkan bertujuan untuk membantu para petani ubi kayu dalam mempercepat proses pengolahan ubi, yang dapat meningkatkan efisiensi produksi pangan lokal.
Program Matching Fund 2024 ini berhasil memberikan dampak nyata bagi masyarakat kecamatan maupun pedesaan di Kabupaten Bengkalis. “Pelatihan yang kami berikan kepada pengurus Posyantek dan masyarakat setempat tidak hanya meningkatkan pengetahuan mereka tentang TTG, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi Masyarakat”, ungkap Abdul Gafur, selaku ketua tim. Alat-alat yang dikembangkan dalam program ini memungkinkan masyarakat untuk mengolah sumber daya lokal dengan lebih efisien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. “Kita berharap kegiatan ini dapat menmbah gairah kami dalam berkarya dan berinovasi dlam hal Teknologi tepat Guna”, ucap Winda, salah satu peserta dari Posyantek Kecamatan Bukit Batu bersemangat.
Kolaborasi antara Polbeng, Dinas PMD, dan Posyantek kecamatan di Kabupaten Bengkalis diharapkan akan terus berlanjut dalam pengembangan dan penerapan TTG yang lebih luas di masa mendatang. Program Matching Fund 2024 ini tidak hanya berfokus pada penciptaan alat-alat teknologi, tetapi juga pada transfer pengetahuan yang berkelanjutan agar masyarakat setempat dapat terus berinovasi dan mandiri dalam memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan lokal mereka.
“Dengan adanya program ini, diharapkan Posyantek kecamatan di Kabupaten Bengkalis dapat menjadi pusat inovasi teknologi di tingkat Kecamatan maupun desa yang mampu mendorong pembangunan masyarakat yang lebih maju dan mandiri”, harap Kabid P2MD, Tarmizi.
Kegiatan yang masih akan dilaksanakan di penghujung program adalah Gelar Teknologi Tepat Guna, yang akan diselenggarakan oleh Tim MF dari Politeknik Negeri Bengkalis dan Dinas PMD Kabupaten Bengkalis. Acara ini akan menjadi ajang untuk memamerkan berbagai inovasi TTG yang telah dikembangkan selama program berlangsung dan menunjukkan hasil dari pelatihan yang telah diberikan, sekaligus menjadi sarana untuk membangun kerjasama yang lebih luas antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. (HUM)