Rupat – Tim MF Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) melanjutkan rangkaian kegiatan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) melalui pelatihan pembuatan Teknologi Tepat Guna (TTG). Pelatihan ini diprakarsai oleh Abdul Gafur sebagai ketua tim, bersama Rahmat Fajrul dan Akmal Indra sebagai anggota. Dari pihak PMD hadir Kepala Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD), Tarmizi, serta Marvin sebagai anggota P2MD.
Kegiatan yang berlangsung selama tujuh hari, dari 13 hingga 19 September 2024, diadakan di Aula Desa Teluk Lecah, Kecamatan Rupat. Peserta pelatihan adalah anggota Posyantek dari Kecamatan Rupat dan Rupat Utara, dengan masing-masing kecamatan mengirimkan lima peserta. Pelatihan kali ini berfokus pada pembuatan mesin pencacah pelepah sawit yang sesuai dengan potensi wilayah Rupat, yang memiliki lahan perkebunan sawit yang luas.

Abdul Gafur, ketua tim dari Polbeng, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam menciptakan alat-alat sederhana yang mendukung kebutuhan produktivitas daerah. “Kami ingin menunjukkan bahwa pembuatan Teknologi Tepat Guna itu sebenarnya mudah dan murah. Kami berharap keterampilan ini bisa membantu masyarakat dalam mengoptimalkan potensi wilayah mereka, termasuk dalam pemanfaatan hasil kebun sawit,” ujar Abdul Gafur.
Tarmizi, Kabid P2MD dari Dinas PMD, turut mengapresiasi antusiasme para peserta dalam pelatihan ini. “Kami senang melihat masyarakat begitu bersemangat mempelajari teknologi sederhana yang bermanfaat untuk usaha mereka. Program ini selaras dengan tujuan kami, yaitu memberdayakan masyarakat melalui keterampilan yang langsung aplikatif,” jelas Tarmizi.
Para peserta merasakan banyak manfaat dari keterampilan baru yang diperoleh selama pelatihan. Syaiful, salah satu peserta dari Posyantek Rupat Utara, menyampaikan bahwa proses pembuatan mesin pencacah pelepah sawit lebih mudah dari yang ia bayangkan. “Saya kira pembuatan Teknologi Tepat Guna itu rumit, tetapi ternyata mudah, murah, dan hasilnya berkualitas. Kami mendapatkan banyak ilmu baru yang bermanfaat,” ujar Syaiful.
Selain melatih pembuatan alat, Akmal Indra juga memberikan pelatihan tentang pengelolaan Posyantek yang baik dan benar. “Pengelolaan Posyantek yang efektif sangat penting agar teknologi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara optimal. Kami mengajarkan pengelolaan fasilitas ini agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses teknologi yang diperlukan,” jelas Akmal.

Marvin, anggota P2MD, menambahkan bahwa TTG seperti mesin pencacah pelepah sawit ini diharapkan dapat membantu para petani sawit dalam memanfaatkan limbah kebun secara lebih efisien. “Dengan mesin ini, pelepah sawit dapat diolah sebagai pupuk alami atau pakan ternak, sehingga memberikan nilai tambah bagi petani sawit,” ungkap Marvin.
Kegiatan yang berlangsung selama tujuh hari ini diharapkan dapat memotivasi para peserta untuk mengembangkan teknologi tepat guna lainnya yang sesuai dengan potensi lokal. Kolaborasi antara Polbeng dan Dinas PMD menunjukkan komitmen nyata dalam memberdayakan masyarakat melalui keterampilan berbasis teknologi lokal yang praktis dan ekonomis.