Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) merupakan perguruan tinggi negeri yang terletak di provinsi Riau, tepatnya di Kabupaten Bengkalis. Kabupaten Bengkalis yang merupakan salah satu kabupaten terluas dan tertua di Provinsi Riau kaya dengan tradisi budaya. Salahsatunya tradisi bawa hidang saat menyambut bulan suci Ramadhan.
Hal ini juga dilakukan oleh tenaga kependidikan Polbeng yang turut melakukan tradisi membawa hidangan dan makan bersama. Acara yang dilaksanakan di Gedung Kuliah Terpadu 3 (GKT) lantai III pada Jumat 1 April 2022. Kegiatan yang dilakukan pada pukul 08.00 wib ini dimulai dengan pembacaan Surat Yasin bersama dan pembacaan doa. Setelah pembacaan yasin dan doa selesai barulah para hadirin dipersilahkan untuk menyantap hidangan yang ada.
Sejak dulu, tradisi membawa hidang merupakan suatu tradisi membawa hidangan makanan oleh jemaah ke masjid atau musholla dalam menyambut bulan Ramadhan di daerah Bengkalis, Provinsi Riau. Tradisi ini bermula dari kebiasaan masyarakat Islam di Bengkalis di bulan Syaban atau biasa disebut bulan Kenasik (Kenduri Nasik) melaksanakan kenduri di rumah masing-masing dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Pada suatu ketika masyarakat mengalami sedikit kesulitan untuk melakukan kenduri ini, akhirnya diambil kata sepakat untuk membawa hidangan ke masjid atau musholla. Umumnya satu rumah membawa satu hidangan akan tetapi hal ini tidaklah menjadi paksaan yang tidak membawapun dapat mengikuti acara ini. Dari beberapa literatur menyebutkan tradisi membawa hidangan ini telah ada sekitar 1940 an. Akan tetapi tidak diketahui kapan pasti tradisi ini di mulai.
“Kegiatan makan bersama ini merupakan salah satu cara untuk melestarikan tradisi yang sudah ada dan meningkatkan silaturahmi antar sesama, selain itu juga dengan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah taala yang inshaallah mempertemukan kami kembali dengan bulan suci ramadhan†ungkap Nursyafni Maria yang merupakan kasubbang Umum Polbeng sekaligus koordinator kegiatan ini.
“Kegiatan ini memang tidak diikuti oleh seluruh tendik yang ada, karena biasa untuk dosen dan tenaga pendidik yang berada dijurusan mereka akan melakukan kegiatan ini dijurusan mereka masing-masingâ€pungkasnya.
Biasanya, dalam tradisi acara makan bersama satu hidangan akan duduk melingkar 4 orang jemaah menghadap hidangan. Di dalam dulang cuma ada piring dan nasi hanya cukup untuk 4 orang saja. Akan tetapi saat ini tradisi ini juga sudah berkembang menyesuaikan dengan kondisi yang ada dan juga tidak hanya dilakukan di mesjid atau mushollah saja akan tetapi telah meluas kelingkungan kerja seperti sekolah dan perkantoran. (Humas Polbeng)