Peluncuran Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Riau untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah
-
Editor: Humas
-
Tanggal: 17 Oktober 2023
PEKANBARU - Politeknik Negeri Bengkalis berkolaborasi dengan Politeknik Caltex Riau dan Politeknik Kampar sebagai Tim Konsorsium Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Riau menggelar Peluncuran dan Diskusi Publik Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Provinsi Riau pada Selasa, 17 Oktober 2023, di Balai Pauh Janggi Gedung Daerah Provinsi Riau. Acara ini menekankan penguatan ekosistem kemitraan sebagai fokus utama, yang bertujuan untuk membawa pendidikan vokasi, pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah, bersinergi dalam upaya menciptakan inovasi yang mengacu pada kebutuhan dan potensi daerah. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam langkah ini sehingga dapat mendorong penyelarasan antara pasokan dan permintaan serta keahlian yang diperlukan di masa depan.
Acara dibuka dengan sambutan oleh M. Alkadri Perdana, M.Sc, selaku Ketua Tim Penguatan Ekosistem Kemitraan Riau, kemudian Uuf Brajawidagda, S.T., M.T., Ph.D., selaku Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dan Dr. H. Kamsol, MM, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, mewakili Gubernur Riau.
Dalam sambutannya, Uuf Brajawidagda, S.T., M.T., Ph.D. menyoroti Transformasi Merdeka Belajar yang merupakan program priotas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Merdeka Belajar menjadi salah satu strategi besar dalam transformasi pendidikan vokasi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rangka revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi sebagaimana diamanahkan oleh Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Melalui Merdeka Belajar, pendidikan vokasi dirancang agar lebih adaptif dan fleksibel untuk memanfaatkan momentum bonus demografi dan menggerakkan perekonomian menuju Indonesia emas 2045 dengan penekanan pada kolaborasi bersama industri.
“Diperlukan upaya lebih intensif untuk menciptakan peluang kerja yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai. Namun, dengan adanya dukungan besar dari pemerintah daerah terhadap pendidikan vokasi melalui Pergub Provinsi Riau No. 6/2022, kami yakin ini dapat meningkatkan mutu pendidikan vokasi di Provinsi Riau,†Ucap Uuf Brajawidagda.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Dr. Kamsol, MM dalam sambutannya mewakili Gubernur Riau mengatakan bahwa penguatan pendidikan vokasi menjadi suatu momentum yang perlu segera direspons, tidak hanya oleh pemerintah pusat dan satuan pendidikan vokasi, tetapi juga seluh pemangku kepentingan, mulai dari Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), komunitas, hingga media massa.
“Pemerintah Provinsi Riau merespons hal tersebut salah satunya dengan membentuk Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi Pendidikan Vokasi Provinsi Riauâ€. Ucap Kamsol.
Setelah sesi sambutan, peluncuran Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Provinsi Riau ditandai dengan menekan tombol touch screen oleh Kadis Pendidikan Riau, Plt. Direktur Mitras DUDI, dan Ketua Tim Penguatan Ekosistem Kemitraan Riau yang disaksikan oleh tamu undangan. Acara juga diisi dengan penandatanganan Pakta Komitmen. Penandatanganan tersebut merupakan pernyataan awal dukungan dari para stakeholder dalam Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Provinsi Riau. Di mana pada isinya, program ini diharap dapat mewujudkan perekonomian Riau yang unggul dan berdaya saing.
Menuju Pengembangan Vokasi Berdaya Saing dan Berkelanjutan di Provinsi Riau: Usulan Langkah-Langkah Konkrit
Usai penandatanganan dan foto bersama, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi publik dengan pembicaranya adalah Tim Pakar Direktorat Mitras DUDI, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Kadin Provinsi Riau, perwakilan industri PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, serta Ketua Pelaksana Tim Koordinasi Nasional Vokasi (TKNV).
Hasanuddin The menyampaikan bahwa masih ada kesenjangan yang berlangsung dalam dunia pendidikan dan dunia industri. Kesenjangan ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang.
“Ada ketidaksesuaian antara keterampilan dan pengetahuan yang diajarkan di lembaga pendidikan dengan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh industri. Seringkali, kurikulum pendidikan tidak cukup dinamis atau relevan untuk mengikuti perubahan cepat dalam dunia industri, yang umumnya didorong oleh kemajuan teknologi. Oleh karena itu, dibutuhkan link and match antara pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi dengan industri, untuk memenuhi tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja serta berusaha secara mandiri.†Katanya.
Terkait hal tersebut, Kadin Riau telah melakukan pemetaan Potensi Dunia Usaha dan Dunia Industri di Provinsi Riau, diantaranya adalah agro industri (Kehutanan dan Perkebunan), industri manufaktur, industri migas, industri pengolahan hasil perikanan dan peternakan, industri kesehatan dan farmasi, industri kreatif, logistik, ritel, dan perdagangan, dan lain-lain. Kadin Riau juga menyampaikan bahwa potensi sumber daya daerah di Riau sangat besar namun belum mampu dioptimalkan dalam kegiatan pengembangan pendidikan vokasi yang berdaya saing dan berkelanjutan.
“Ada beberapa prioritas kegiatan yang diusulkan Kadin Riau untuk pengembangan vokasi di provinsi Riauâ€. Kata Delisis Hasanto dari Kadin Riau dalam paparannya. Usulan tersebut adalah memfasilitasi penyusunan peta jalan pengembangan vokasi berdaya saing dan berkelanjutan di provinsi Riau, pengorganisasian dan optimalisasi kelembagaan tim koordinasi daerah vokasi (TKDV) di provinsi Riau, pendampingan manajemen bagi lembaga pendidikan vokasi secara berkelanjutan, dan pengembangan konektivitas dan kemitraan vokasi berbasis platform digital.
Prof. Warsito selaku Ketua Pelaksana TKNV dalam paparannya menambahkan perlu adanya Sistem Informasi Pasar Kerja (SIPK) yang membangun sistem informasi pasar kerja yang mutakhir dan komphorehensif dalam menggambarkan struktur tenaga kerja, karakteristik tenaga kerja, persediaan dan kebutuhan tenaga kerja secara komprehensif.