Herliyan : Bengkalis Harus Jadi Kota Pendidikan

BENGKALIS-Adanya rencana untuk menjadikan Politeknik Bengkalis menjadi Politeknik Negeri, mendapat dukungan penuh bupati Bengkalis Ir H Herliyan Saleh MSc. Bahkan untuk mewujudkan keinginan ini, Pemkab Bengkalis, berupaya akan memperjuangkannya semaksimal mungkin.

Bengkalis Polytechnic Proud to Have

Achievement Through State Harumkan Robot

All components of society-BENGKALIS Bengkalis, should be proud because it has Bengkalis Polytechnic. Imagine, though college is one that is still relatively young in Riau, Bengkalis Polytechnic has been able to carve out various achievements. Among the major achievements that have it the name Bengkalis Riau general and in particular, is through the achievement of a robot who becomes the most beautiful works ever achieved recently.

Program Studi DIII – Nautika Polbeng Mengikuti Pelatihan BST

Sebanyak 10 Orang Mahasiswa Program Studi D-III Nautika Politeknik Negeri Bengkalis mengikuti Pelatihan Keselamatan Dasar atau Basic Safety Training (BST) untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang kelautan dan persaingan global serta membekali para pelaut/calon pelaut agar berkompetensi dan bersertifikasi internasinal. Kegiatan ini diselenggarakan di Balai Diklat Pelayaran Padang Pariaman selama 9 Hari terhitung dari tanggal (27/10/16).

Basic Safety Training adalah pelatihan dasar untuk keselamatan dan mencegah terjadinya musibah/kecelakaan dilaut. Melatih dalam konsep,prinsip  dan teknik penyelamatan diri, pencegahan kebakaran, pertolongan pertama kecelakaan  serta keamanan dan tanggung jawab di kapal. Pada pelaut diharuskan memiliki sertifikat BST tersebut sebagai dasar ketrampilan yang di berlakukan peraturan pemerintah sesuai undang-undang kelautan yang berlaku terkait segala keselamatan-keselamatan di atas kapal.

M. Afridon, MT Selaku dosen Pendamping ia mengatakan kepada mahasiswanya dengan terlaksanakannya Diklat BST ini diharapkan taruna/ni mengetahui keselamatan yang ada dilaut, dapat diaplikasi saat mereka berlayar nanti.

Setelah mendapatkan sertifikat ada tanggung jawab yang melekat dipundaknya untuk dapat menyelamatkan diri dan orang lain ketika berada dalam kedaan darurat pada saat berlayar,”Katanya lagi (And)

Jurusan TI Resmikan Mikrotik Academy Politeknik Negeri Bengkalis

Sabtu (16/9), Jurusan Teknik Informatika menggelar peresmian Mikrotik Academy Politeknik Negeri Bengkalis sekaligus Seminar Teknologi Informasi di ruang Aula Gedung Utama. Dengan mengusung tema; Go IPv6 “Implementasi IPv6 Menggunakan Mikrotik RouterOS”, pembicara yang didatangkan sebagai pemateri adalah Bapak Teddy Yuliswar, seorang trainer bersertifikat dari Mikrotik Indonesia.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 8.30 WIB itu diikuti oleh mahasiswa TI, serta peserta undangan dari sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Bengkalis dan sekolah Tinggi Teknik (STT) Dumai. Turut hadir dalam kegiatan tersebut ketua jurusan dan dosen TI serta Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Teguh Widodo yang mewakili Direktur.

ketua Jurusan Teknik Informatika, Mansur yang juga merupakan ketua pelaksana dalam laporannya mengungkapkan tema IPv6 dipilih karena meskipun IPv6 bukan hal baru lagi di dunia IT, seminar mengenainya baru pertama kali diadakan di Polbeng. “Kami berharap Bapak Teddy bersedia berbagi ilmu dengan peserta mengenai tema yang kami usung ini,” harap Mansur.

Mikrotik ini merupakan perusahaan ketiga yang bekerjasama dengan Jurusan TI. Sebelumnya, ada CISCO dan Oracle yang juga sudah beberapa kali menggelar seminar dan sertifikasi untuk mahasiswa TI.

Sementara itu, Teguh Widodo yang secara resmi membuka kegiatan tersebut menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak Mikrotik yang telah hadir mengisi seminar tersebut. Menurutnya dengan adanya perusahaan yang bekerjasama dengan pihak jurusan, semakin banyak alternatif sertifikasi yang bisa dipilih mahasiswa. (IRM)

Menristekdikti: Politeknik Berkualitas, Pendidikan Vokasi Akan Jadi Pilihan Favorit

Untuk mampu bersaing di ranah nasional maupun global, industri suatu negara harus didukung oleh tenaga kerja yang produktif. Produktivitas tenaga kerja ditentukan oleh kompetensi tenaga kerja yang dapat membantu memajukan daya saing perekonomian suatu bangsa.

Hal ini disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir saat meresmikan Politeknik Ketenagakerjaan bersama 2 (dua) Menteri kabinet kerja yaitu Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Hanif Dakhiri dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur, bertempat di BBPLK, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (26/10).

Langkah strategis yang telah ditempuh oleh Kementerian Ketanagakerjaan RI yang baru saja mendirikan Politeknik Ketenagakerjaan (Polteknaker), disambut baik Menteri Nasir dalam rangka melahirkan tenaga kerja baru yang berkompeten dari Politeknik.

“Pendidikan vokasi di Indonesia hanya sekitar 16%. Politeknik harus kita dorong agar menjadi Politeknik yang berkualitas dan unggul, dengan begitu saya yakin kedepannya pendidikan vokasi akan menjadi salah satu pilihan favorit bagi anak-anak di Indonesia untuk mengemban pendidikan yang lebih tinggi,” tutur Menteri Nasir dalam sambutannya.

Bila dibandingkan, jumlah penduduk Indonesia hanya sebanyak 1 (satu) banding 6 (enam) dari jumlah penduduk di China, namun di China hampir 56% perguruan tingginya merupakan pendidikan vokasi, sedangkan di Indonesia dengan jumlah perguruan tinggi yang lebih banyak dibanding China tetapi China memiliki lebih banyak tenaga kerja yang produktif bila dibandingkan dengan Indonesia.

“Kompetensi tenaga kerja banyak dipengaruhi oleh pengalaman semasa kerja dan pengalaman kerja semasa masih menjadi peserta didik. Saat ini, pendidikan vokasi menjadi kunci jawaban atas kebutuhan tenaga kerja yang produktif dan kompetitif,” ujar Menteri Nasir.

Menteri Nasir menambahkan, para pendidik di Politeknik tidak hanya berasal dari lulusan akademik dengan syarat lulusan pendidikan S1 ataupun S2, tetapi ketika dia sudah menjadi ahli industri di bidangya dan berpengalaman, itu bisa menjadi prioritas untuk menjadi dosen di Politeknik.

“Ini pernah terjadi ketika seseorang ingin menjadi dosen di Politeknik dengan riwayat pendidikannya hanya sampai Diploma 3 (D3) Pelayaran, tetapi dia memiliki riwayat kerja bersama nahkoda selama 10 tahun dan memiliki sertifikat tertinggi pada bidangnya, artinya pengalamannya ini menjadikan ia bisa lebih mumpuni dan layak untuk menjadi dosen di Politeknik dengan berbagai pertimbangan,” terangnya.

Harapan Menteri Nasir, nantinya lulusan Politeknik selain mendapatkan ijazah, mereka juga harus memiliki sertifikat kompetensi di bidangnya masing-masing minimal pada tingkatan 5 (lima). Ia juga mengimbau agar mahasiswa Politeknik jangan hanya menjadi ahli madya tetapi harus diarahkan untuk memiliki sertifikasi industri.

Sumber : Ristekdikti