Bengkalis – Tim MF Politeknik Negeri Bengkalis (Polbeng) bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) kembali melanjutkan rangkaian kegiatan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) melalui pelatihan pembuatan Teknologi Tepat Guna (TTG). Pelatihan ini diprakarsai oleh Abdul Gafur selaku ketua tim, bersama Rahmat Fajrul dan Akmal Indra sebagai anggota. Dari pihak PMD hadir Kepala Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD), Tarmizi, dan Hafsah sebagai perwakilan anggota P2MD.
Pelatihan yang berlangsung pada 8-12 Oktober 2024 di Posyantek Kecamatan Bengkalis ini mengundang peserta dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Bantan dan Bengkalis, dengan masing-masing mengirimkan lima peserta. Kali ini, alat yang dibuat adalah mesin perajang ubi, sesuai dengan potensi wilayah Bengkalis yang terkenal dengan produk keripik pedas ubi khas daerah.
Abdul Gafur, ketua tim dari Polbeng, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam menciptakan alat-alat sederhana yang dapat mendukung produktivitas ekonomi lokal. “Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat dapat memahami bahwa pembuatan Teknologi Tepat Guna sebenarnya mudah dan sangat terjangkau. Kami ingin mendorong mereka agar lebih mandiri dalam memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan potensi daerah,” ujar Abdul Gafur.
Tarmizi, Kabid P2MD dari Dinas PMD, turut mengapresiasi antusiasme para peserta dalam pelatihan ini. “Kami melihat adanya semangat tinggi dari masyarakat untuk belajar dan membuat teknologi sederhana yang langsung mendukung usaha mereka. Program ini sejalan dengan tujuan kami untuk memberdayakan masyarakat dengan keterampilan yang relevan dan bermanfaat,” ungkap Tarmizi.
Para peserta yang mengikuti pelatihan ini merasakan manfaat besar dari keterampilan baru yang diperoleh. Elsa Nova Andini, peserta dari Posyantek Kecamatan Bantan, mengaku kagum dengan kemudahan proses pembuatan mesin perajang ubi. “Awalnya saya pikir membuat Teknologi Tepat Guna itu sulit, tetapi ternyata prosesnya mudah, murah, dan hasilnya berkualitas. Ini benar-benar membuka wawasan baru bagi kami,” kata Elsa.
Selain melatih pembuatan alat, Akmal Indra juga memberikan pelatihan khusus mengenai pengelolaan Posyantek yang baik dan benar. “Pengelolaan Posyantek yang efektif sangat penting agar teknologi yang dihasilkan dapat bermanfaat secara optimal. Kami mengajarkan cara mengelola fasilitas ini agar masyarakat dapat mengakses teknologi yang dibutuhkan dengan lebih mudah,” jelas Akmal.
Hafsah, anggota dari tim P2MD, menambahkan bahwa kehadiran TTG seperti mesin perajang ubi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi keripik pedas ubi sebagai produk khas Bengkalis. “Dengan teknologi yang mudah dibuat ini, para pelaku usaha dapat meningkatkan skala produksinya, sehingga keripik pedas ubi khas Bengkalis dapat dipasarkan lebih luas lagi,” ujar Hafsah.
Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini diharapkan dapat memotivasi peserta untuk mengembangkan teknologi tepat guna lainnya yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Kolaborasi antara Polbeng dan Dinas PMD menunjukkan komitmen nyata dalam memberdayakan masyarakat melalui keterampilan berbasis teknologi lokal yang praktis dan ekonomis.